MENINGGALKAN KEBURUKAN DENGAN MELAKUKAN KEBAIKAN

Pertanyaan:
Bagaimana Ustâdz bentuk taubat seseorang yang menghalangi orang lain dari mendapatkan kebaikan seperti menghalangi dari dakwah?.

Jawaban:
Tatkala seseorang menghalangi manusia dari memperoleh kebaikan, menghalangi mereka dari ilmu, menghalangi mereka dari dakwah maka tebusannya adalah berhenti dari menghalangi dan bersegera membuka jalan kepada kebaikan, kepada ilmu dan kepada dakwah, berupaya untuk mendukung dan memperjuangkannya. Dengan cara itu maka Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ akan menghapus dosanya, berkata Nabî Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا

“Bertaqwâlah kepada Allâh dimana saja kamu berada, sudahilah kejelekan dengan kebaikan maka kebaikan akan menghapusnya.” Riwayat At-Tirmidzî.

Dahulu para Salaf tatkala mereka merasa melakukam kesalahan maka mereka akan bersegera melakukan kebaikan, tatkala di antara mereka menghalangi manusia dari jalan Allâh maka dia akan bersegera melakukan perjuangan di jalan Allâh sebagaimana yang dahulu ‘Ikrimah bin Abî Jahl lakukan, beliau berkata:

والله لا أترك مقامًا قمتُهُ لأصدَّ به عن سبيل الله إلا قمتُ مثله في سبيله، ولا أترك نفقةً أنفقتها لأصد بها عن سبيل الله إلا أنفقت مثلها في سبيل الله

“Demi Allâh, aku tidak akan meninggalkan suatu tempat yang aku berdiri padanya untuk menghalangi manusia dari jalan Allâh kecuali aku akan menggantinya dengan berjuang di jalan-Nya. Dan aku tidak akan meninggalkan suatu pemberian yang aku memberikannya untuk menghalangi manusia dari jalan Allâh kecuali aku akan mengeluarkan pemberian yang semisalnya di jalan Allâh.” Riwayat Al-Hâkim.

‘Ikrimah Radhiyallâhu ‘Anhu kemudian membuktikan perkataannya, karena beliau sebelum menjadi Muslim, beliau telah ikut bersama ayahnya dalam memerangi Nabî Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam, beliaupun membuktikan dengan bersemangat dalam berjihâd hingga beliau wafat di jalan Allâh pada perang Yarmûk. Dengan sebab perjuangan beliau, perang Yarmûk dapat dimenangkan oleh kaum Muslimîn yang berjumlah 36.000 (tiga puluh enam ribu) orang mujâhidîn dengan panglima perang Khalîd bin Walîd. Dari keseluruhan jumlah tersebut ada 400 (empat ratus) orang mujâhidîn ikut membai’at ‘Ikrimah untuk menjadi pasukan berani mati, hingga mampu menghancurkan kepungan yang dilakukan oleh pasukan Romawi dengan jumlah keseluruan pasukan Romawi 240.000 (dua ratus empat puluh ribu) orang.

Dijawab oleh:
Muhammad Al-Khidhir pada malam Selasa 17 Ramadhân 1443 / 18 April 2022 di Binagriya Pekalongan.

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/6361